Selamat datang di Saipull.blogspot.Com

Pernahkah Anda berpikir mengenai apa yang dilakukan semut saat mereka berpapasan??

Friday, November 25, 20115comments



Mengenai hal tersebut, banyak para pengguna internet yang ber anggapan. Dan dari anggapan tersebut didapat hasil yang berbeda-beda.
Seperti:            yellow2b...          :               Cipika cipiki... TUKUL kaleee....
                                hiro                        :               "Yo! wassup, bro!"
                                tio                           :               say hello,,,,kiss-kiss,,huge-huge,,romantis kali ya, ,,,,,,,,
Bahkan Blue Mountain beanggapan bahwa Ini sebenarnya bermula dari zaman Nabi Nuh.
begini ceritanya :

Pada waktu Banjir Besar Zaman Nabi Nuh, semua makhluk hidup dibawa olehnya ber-pasang²an didalam kapal besarnya.Agar selama berlayar tidak terjadi penambahan penumpang (bayi yang baru lahir), Nabi Nuh memerintahkan agar semua makhluk berkelamin jantan mencopot anunya.
Setelah banjir sudah surut dan kapal terdampar diatas sebuah bukit, Nabi Nuh memerintahkan agar semua makhluk keluar dan melanjutkanya hidupnya seperti biasa.Segenap makhluk berhamburan berlari keluar dan menuruni bukit. Tiba² terdengar suara Nabi Nuh: "Semua penumpang kapal
berkelamin jantan agar segera kembali kekapal untuk mengambil anunya yang ketinggalan! !!"Mendengar pengumuman tersebut semua makhluk baru teringat bahwa anu mereka masih disimpan dikapal.
Mereka segera berlarian kembali ke kapal untuk mengambilnya. Kuda yang larinya paling cepat sampai duluan,hingga dengan tenangnya memilih anu yang paling besar, yaitu punya si gajah.Setelah dipasang, maka larilah si kuda untuk menjumpai pasangannya. Gajah yang tidak bisa lari kencang terpaksa memakai anu yang tersisa.Bebek yang datang belakangan tidak menemukan anunya walaupun sudah dicari kesana-kemari. Kemudian Nabi Nuh berkata: "Sepertinya ada yang mengambil lebih dari satu deh, begini saja, kamu pakai saja potongan tali kapaldulu, nanti kalau kamu punya ketemu, gampang ditukar lagi."Terakhir datang semut, tetapi anu sudah sama habis. Karena memang tidak ada lagi maka nabi berjanji pada semut: "Nanti kalau ketemu saya beritahu salah satu dari kamu.
"Itulah sebabnya mengapa sampai sekarang kuda berjalan dengan kepala tegak dan congkak, memamerkan anunya yang besar. Gajah setiap berjalan selalu meng-geleng²kan kepalanya menyesali dirinya: " Badan gede tapi anu kecil."Anu bebek sampai sekarang masih berbentuk spiral seperti per keong.Dan semut setiap berpapasan dengan sesamanya selalu berhenti sejenak dan bertanya: "Sudah ketemu belum anu-nya.?"
Just kiding….

Tapi sebenarnya ilmuan telah melakukan penelitian yang menyatakan bahwa saat semut berpapasan adalah saling bersentuhan antena.
Komunikasi semut dengan bersentuhan antena dalam memelihara organisasi intrakoloni membuktikan penggunaan “bahasa antena” dalam arti sepenuhnya.Isyarat antena semut yang dilakukan dengan bersentuhan ini digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya dimulainya makan, ajakan, dan pertemuan sosial agar teman-teman sesarang saling mengenal. Contohnya, dalam sejenis spesies semut pekerja yang hidup di Afrika, para pekerja pertama-tama bersentuhan antena ketika bertemu. Di sini “berjabatan antena” berarti sapaan dan ajakan masuk sarang.
Gerakan ajakan ini sangat jelas dalam beberapa spesies semut (Hypo ponera). Saat dua ekor pekerja bertemu berhadapan, semut pengajak memiringkan kepalanya ke samping 90 derajat dan menyentuh bagian atas dan bawah kepala temannya dengan antena. Semut yang diajak menanggapi dengan cara yang sama. (Bert Hölldobler-Edward O.Wilson, The Ants, Harvard University Press, 1990, s. 293) Saat semut menyentuh tubuh teman sarangnya, tujuannya bukanlah memberi informasi, melainkan memperoleh informasi dengan mendeteksi zat kimia yang disekresi. Seekor semut mengetuk ringan tubuh teman sarangnya dan menyentuh kuat dengan antena. Kalau ia mendekati teman sarangnya, tujuannya adalah membawa isyarat kimiawi sedekat mungkin. Alhasil, ia akan mampu mendeteksi dan mengikuti jalur bau yang baru ditinggalkan temannya dan mencapai sumber makanan.
Contoh paling mencolok yang dapat diajukan untuk komunikasi dengan sentuhan ini adalah semut yang memberi makan semut lain dengan makanan yang disimpan dalam temboloknya, dengan cara mengeluarkan makanan itu dari mulutnya dengan sentuhan pendek. Dalam percobaan menarik yang dilakukan pada topik ini, berbagai bagian tubuh semut pekerja dari spesies Myrmica dan Formica distimulasi dengan bulu manusia dan berhasil dibuat mengeluarkan makanan cair dari mulut. Semut yang paling peka adalah semut yang baru makan dan sedang mencari teman sarangnya untuk berbagi apa yang baru dimakannya. Para peneliti mencatat bahwa beberapa serangga dan parasit menyadari adanya taktik semacam ini dan mereka mendapat makanan dengan mempraktikkan metode ini. Yang harus dilakukan serangga untuk menarik per-hatian semut hanyalah menyentuh tubuh semut sedikit dengan antena dan kaki depannya. Lalu semut yang disentuh akan memberikan makanannya, meskipun makhluk yang bersentuhan dengannya adalah makhluk jenis lain. (Bert Hölldobler-Edward O.Wilson, The Ants, Harvard University Press, 1990, s. 258)
Kemampuan semut untuk memahami keinginan semut lain melalui sentuhan antena pendek ini menunjukkan bahwa semut mampu, dapat dikatakan, “berbicara” di antara mereka. Bagaimana “bahasa antena” antar semut ini dipelajari oleh semua semut adalah topik lain yang layak dipikirkan. Apakah mereka mengikuti pelatihan tentang ini? Membicarakannya berarti kita juga harus membicarakan adanya Yang Maha-kuasa yang memberikan pelatihan. Karena semut tak mungkin melakukannya, Yang Mahakuasa ini adalah Allah, yang melalui ilham mengajari bahasa untuk berkomunikasi kepada semua semut.
Perilaku berbagi makanan yang dipraktikkan di antara semut adalah jenis pengorbanan yang tidak dapat dijelaskan dengan teori evolusi. Sebagian evolusionis yang memandang peribahasa “ikan besar memakan ikan kecil” sebagai kunci kehidupan di bumi, mau tak mau harus menarik kembali perkataannya saat dihadapkan pada pengorbanan yang ditampilkan semut. Dalam koloni semut, “semut besar” tidak berkembang dengan memakan “semut kecil”. Ia malah memberi makan “semut kecil” dan membuatnya tumbuh. Semua semut siap menerima makanan yakni “ransum”yang diberikan kepadanya dan pasti memberikan kelebihannya kepada anggota koloni lain.
Alhasil, semua contoh ini menunjukkan bahwa semut adalah masyarakat makhluk hidup yang tunduk pada kehendak sang Pencipta dan bertindak menurut ilham-Nya. Oleh karena itu, tidaklah benar jika kita memandang mereka sebagai organisme yang sama sekali tak sadar, karena mereka memiliki kesadaran yang mencerminkan kehendak Pencipta mereka. Sesungguhnya dalam Al Quran, Allah mengajak memperhatikan fakta yang menarik ini dan memberi tahu kita bahwa semua makhluk hidup sebenarnya membentuk masyarakat sendiri, yakni mereka hidup menurut takdir Ilahi dan sesuai dengan ilham.

Share this article :

+ comments + 5 comments

March 27, 2012 at 2:40 AM

ocy jga.........

April 8, 2012 at 2:56 AM

makasih..

May 16, 2014 at 10:40 PM

ia semut memang sangat luar biasa, banyak hal yang bisa kita pelajari dari semut

October 27, 2014 at 12:23 AM

Semut memang salah satu binatang yang sangat luar biasa, yang memiliki jiwa kebersamaan yang cukup tinggi. Jangan lupa kunbalnya om

December 28, 2015 at 2:02 AM

(y) siip dch..

Post a Comment

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Bloq Saipull - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger